Minggu, 31 Oktober 2010

AKSI SLEMANIA BATAVIA PEDULI

(Jakarta)-Slemania Batavia yang sebagian besar anggotanya merupakan putra-putri Sleman merasa terketuk hatinya ketika bencana Merapi memakan banyak korban jiwa. Dan ketika perasaan menjadi putra daerah yang saudara-saudaranya sedang tertimpa musibah dengan tekad yang bulat kita merencanakan kegiatan untuk mencari dana yang di peruntukkan bagi para korban bencana di lereng Merapi. 

Dan kegiatan penggalangan dana di lakukan tidak hanya melalui rekening tapi juga turun langsung ke beberapa tempat yang terdapat konsentrasi massa. Dan di laksanakan di 2 tempat yaitu di Jakarta (Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Kota Tua) dan Tangerang (Citra Raya).

Di Jakarta pada hari Sabtu (30/10/10) dilakukan saat pertandingan antara Persija vs Persib di SUGBK. Penggalangan dana rekan-rekan berada di pintu III-IIV SUGBK atau di sekitar tribun utara. Tepat pukul setengah 3 rekan-rekan mulai berada di setiap pintu masuk stadion, dengan membawa kardus bertuliskan “sumbangan untuk korban bencana merapi”.

Cukup banyak juga teman-teman Jakmania serta penonton pertandingan kemarin sore yang menyisihkan sebagian uangnya untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana. Beberapa kerdus nampak penuh uang hasil sumbangan. 

Pertandingan mulai sekitar pukul 15.30 dan rekan-rekan untuk sementara menghentikan sebantar kegiatan karena kondisi di sekitar stadion sudah tidak memungkinkan untuk kembali malanjutkan penggalangan dana.
Setelah kondisi sedikit aman rekan-rekan memasuki stadion lewat pintu II dengan keadaan di dalam yang sudah penuh sesak teman-teman Jakmania. Pertandingan yang sarat gengsi membuat seisi stadion menjadi sangat ramai dan kadang sedikit terjadi chaos. 

Kembali rekan-rekan berputar di sekitar sector 11-15 untuk mengadakan kembali penggalangan dana di dalam stadion, bahkan ada yang memberi pecahan 50 ribu-100ribu. Karena memang keadaan yang sangat ramai, beberapa rekan ada yang kehilangan HP dan kecopetan. Namun rasa salut terhadap mereka yang rela untuk berbuat demi saudara-saudara yang di lereng Merapi.

Terbayar sudah usaha kami ketika menghitung hasil sumbangan yang di dapatkan dan diperoleh Rp 3.856.100,00 serta dari tangerang yang diinformasikan via telp sekitar Rp700.000,00

Sebuah rasa kemanuasiaan dibungkus dengan rasa cinta yang mendalam sebagai putra daerah. Semoga hasil yang diperoleh ini sedikit membantu saudara-saudara kami di Sleman. Tak lupa terimakasih banyak untuk teman-teman Jakmania atas sumbangannya dan perwakilan paserbumi yang ikut membantu acara ini. Serta usaha keras mas Rico dan Muklas dan korlap-korlap Bekasi/Cikarang, Jakarta,Tangerang beserta anggota-anggota Slemania Batavia yang ikut andil di acara penggalangan dana kemarin. Insya Allah menjadi berkah,amin. Ucapan terimakasih kepada pengurus Jakmania yang telah memberikan ijin kepada Slemania Batavia untuk menggalang dana dari rekan rekan Jakmania. (rizal/krisno)

Kamis, 28 Oktober 2010

SLEMANIA BATAVIA PEDULI BENCANA MERAPI

Jakarta, 27 Oktober 2010 - Akibat bencana letusan Gunung Merapi yang terletak diperbatasan DIY dan Jawa Tengah membuat warga di lereng Merapi harus kehilangan rumah tinggal dan bahkan nyawa setelah diterjang awan panas atau yang lebih dikenal dengan wedhus gembel.  Tak sedikit pula yang harus dirawat dirumah sakit akibat tubuhnya terbakar hingga luka bakar mencapai 85%.

Saat ini ribuan warga masih tinggal di pengungsian dan sangat membutuhkan bantuan berupa makanan, selimut dan juga obat-obatan. Oleh karena itu kami sebagai warga Sleman yang tinggal di perantauan dan menjadi bagian dari mereka terketuk hati kami untuk menggugah para donatur sekiranya berkenan membantu memberikan sebagian hartanya untuk korban merapi.
Susunan panitia :

Pelindung   : R. Supriyoko
Penasehat  : Sri Sutarto
Penanggung Jawab : Widodo
Ketua pelaksana : Sukrisna
Sekretaris : Shepo, Rizal
Bendahara : Muklas, Heru
Anggota : Seluruh anggota Slemania Batavia

Bantuan berupa dana dapat disalurkan ke rekening BCA no. 419-1261601 atau ke Bank Mandiri No. rekening 119-00-0568384-0 atas nama SUKRISNA.


Berikut daftar penyumbang SLEMANIA PEDULI BENCANA MERAPI:

1. Ahmad Syamsudin (Asyam) - Mandiri Rp. 100.000,-
2. Jumeri (Bang Jum) - Mandiri Rp. 50.000,-
3. B. Gossy Cahya Kurniawan (Gossy) - BCA Rp. 50.000,-
4. Winnu Latifa - BCA Rp. 50.000,-
5. Kurbaniadi - Mandiri Rp. 150.000,-
6. Novantoro Wahyu Saputro - Mandiri Rp. 50.000,-
7. Amin Pujanto, Tunai Rp. 50.000,-
8. Penggalangan dana di GBK (30/10), Tunai Rp. 3.856.100,-
9. Penggalangan dana di Museum Fatahillah (31/10), Tunai Rp. 350.700,-
10. Budi Prasetiya, Mandiri Rp. 50.000,-
11. Karyawan PT Fuji Dharma Electric, Rp. 930.500,-
12. Karyawan PT SCC & C (Bekasi), Rp. 250.000,-
13. Slemania Tangerang, Rp. 2.688.250,-

14. Wisnu Kuncara Sapu, Rp. 100.000,-

Total dana yang diperoleh Rp. 8.725.550,- 



Minggu, 24 Oktober 2010

MELOROT!!!! DAN TERLIHATLAH SEMUANYA……

Judul diatas sedikit penggambaran dari apa yang terjadi pada beberapa hari terakhir. Alih-alih mendapat hasil yang menggembirakan malah berakhir kurang menyenangkan bagi para pecinta sepakbola negri ini. Dua pertandingan persahabatan antara timnas sepak bola Indonesia melawan Uruguay dan Maladewa lalu ternyata tidak membuahkan hasil yang berarti dalam menaikkan Indonesia dalam peringkat FIFA.

Penulis sedikit trenyuh ketika daftar peringkat yang dirilis oleh FIFA, Rabu (20/10), untuk bulan ini Indonesia menduduki posisi ke 141(melorot 10 tingkat). Kita memang mendapat tontonan besar berkualitas dan berskala internasional namun malah membuat besar pula rangking Indonesia di peringkat FIFA.
Hasil dua laga uji coba melawan Uruguay dan Maladewa tidak membawa hasil signifikan dalam raihan angka Indonesia. Dari laga menghadapi Uruguay, Indonesia tidak mendapatkan poin. Sementara pertandingan melawan Maladewa meraup 145,35 poin.

Bayangkan bulan lalu, Indonesia menempati posisi ke-131 dengan poin 151. Kini, Indonesia berada di peringkat ke-141 dengan nilai 161. Menurunnya posisi Indonesia ini disebabkan sejumlah tim yang berada di bawah tim Merah Putih mengalami lonjakan drastis.
Negara-negara yang mengalami lonjakan peringkat, sehingga menyalip Indonesia di antaranya St Kitts and Nevis (negara asal Keith Kayamba Gumbs, yang menduduki posisi 129 berkat lompatan 22 level dari posisi bulan lalu), Puerto Rico, Dominika, Kep Faroe, Kongo, dan Suriname.

Sekedar membandingkan fakta antara St. Kitts and Nevis dan Indonesia: Indonesia yang memiliki luas 1,919,440 km² dan populasi 234,89 juta jiwa dengan total pemain sepak bola mencapai angka 7 juta - dikalahkan oleh negara kecil di Karibia yang hanya memiliki luas 261 km² berpenduduk 40.000 jiwa dengan 3.500 di antaranya adalah pemain sepak bola!
Untuk zona Asia, Indonesia menempati peringkat 22 dan di antara negara-negara ASEAN, Indonesia masih berada di bawah Vietnam (turun 14 level ke posisi 139), Singapura (turun 8 level ke posisi 127) dan Thailand (turun 6 level ke posisi 108).

Indonesia kini harus mulai mewaspadai negara Asia lain yang melakukan lompatan impresif yakni India - naik 16 level ke posisi 144.
Indonesia kali terakhir masuk posisi 100 besar terjadi lebih dari sepuluh tahun lalu, tepatnya di bulan September 1998 kala Merah Putih menempati posisi 79 dunia.

Peringkat 141 ini merupakan posisi terendah yang diduduki Indonesia di sepanjang tahun 2010. Ada pun ranking paling rendah pernah yang diduduki Merah Putih sejauh ini adalah urutan ke-153 pada Desember 2006.

Mengapa harus Uruguay yang jadi lawan ujicoba kemarin, yang jelas-jelas levelnya sudah terlampau jauh di atas kita. Atau karena terlalu yakin Indonesia bisa mengimbangi Uruguay karena dulu pernah dikalahkan pada tahun 1974. Tapi sejarah itu sudah lampau atau waktu ketika ayah saya masih bermain kelereng. 
AFF bergulir kurang dari 2 bulan lagi, dan banyak kesempatan untuk memperbaiki peringkat menjadi lebih baik lagi. Berbenahlah garuda-ku dari sekarang atau kita akan dibuat malu di kandang kita sendiri. (Rizal)



Minggu, 10 Oktober 2010

SLEMANIA BATAVIA DI PERTANDINGAN INDONESIA vs URUGUAY


Pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia melawan timnas Uruguay yang di laksanakan di stadion Utama Senayan kembali di hadiri Slemania Batavia. Cukup banyak juga kemarin (8/10/10) rekan-rekan yang hadir di GBK hanya untuk melihat Timnas bertanding. Walaupun pada acara kemarin kurang begitu direncanakan dengan matang. Mungkin karena kondisi hari kerja dan juga harga tiket yang sedikit mahal. Namun semua itu tidak mengurungkan niat rekan-rekan untuk mendukung timnas Indonesia.

Banyak rekan yang hadir dari daerah Bekasi dengan kondisi kehujanan di sepanjang jalan. Ada juga Rekan dari tangerang yang sempat turun dari bis dan berlari untuk ke angkutan berikutnya demi menghindari macet dan tiba di senayan tepat waktu begitu juga rasa salut kepada rekan yang dari Sleman yang menyempatkan hadir ke Jakarta.

Sebelum pertandingan rekan-rekan Slemania berkumpul bersama rekan-rekan dari kelompok suporter  Joglosemar Jakarta untuk koordinasi tiket. Tempat berkumpul yang berada di Masjid yang berda di Kompleks stadion GBK. Banyak rekan-rekan yang bingung karena tempat berkumpul Slemania Batavia tidak di tempat biasa ketika akan menonton timnas.  

Slemania Batavia yang berada di sektor 5 stadion GBK yang di buktikan dengan adanya spanduk besar Slemania Batavia di sisi utara. Rasa capek sepulang kerja sempat terbayar ketika gawang Uruguay jebol dan membuat sorak-sorai rekan-rekan yang diikuti nyanyian serat yel-yel dukungan untuk timnas. Walaupun tidak lama kemudian gawang Indonesia pun bobol bahkan sampai 7 gol bola yang dipungut Markus dari gawangnya. Banyak rekan-rekan yang tidak puas dengan komposisi pemain timnas terutama di lini depan. Teriakan-teriakan umpatan dari rekan-rekan begitu sering terdengar ketika gawang Indonesia di bobol. Wajar karena mungkin ini wujud dari kekecewaan mereka.

Selesai pertandingan rekan-rekan menumpahkan semua kekecewaannya dengan bernyanyi di stadion. Sebuah ekspresi untuk mengusir rasa kecewa karena tidak sebanding dengan apa yang telah dikorbankan untuk pertandingan tersebut. Dan itu  malah membuat beberapa penonton menjadi terhibur dengan aksi spontan dari rekan-rekan Slemania Batavia di tribun sebelah utara.

Keluar dari Stadion pun rekan-rekan tetap mengumandangkan yel-yel suporter hingga membuat beberapa orang yang berpapasan dengan kami untuk berhenti dan menyempatkan mengabadikan aksi kami baik melalui kamera maupun video recorder. Begitu juga dengan salah satu stasiun televisi yang sempat merekam aksi dari rekan-rekan Slemania Batavia.

Sebuah pertandingn memang ditakdirkan untuk ada kalah dan ada menang. Bagaimanapun kita sebagai suporter harus mampu lapang dada dengan hasil apapun. Menang ora umuk Kalah ora ngamuk!!!! (rizal)

SLEMANIA..SLEMANIA JOGJAKARTA
KAMI DUKUNG SEPENUHNYA SUPER ELJA
SEMANGATMU TERUS MAJU
PANTANG KALAH PANTANG MUNDUR
SLEMANIA BOCAH EDAN TAPI SOPAN

CATATAN DARI PERTANDINGAN INDONESIA VS URUGUAY


Timnas Indonesia yang di asuh pelatih baru Alferd Reidl melakoni laga ujicoba Internasional pertama di Jakarta.  Tak tanggung-tanggung lawan yang di hadapi adalah semifinalis Piala dunia 2010 Uruguay yang berperingkat 7 dunia, kontras dengan timnas Indonesia yang berperingkat 131. Pertandingan yang di laksanakan di Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta pada tanggal 8 oktober 2010 ini juga di saksikan Presiden Republik Indonesia Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono. 

Indonesia juga pernah melakoni laga persahabatan melawan timnas Uruguay pada 21 april 1974 yang saat dipersiapkan untuk Piala dunia 1974 (Jerman). Kala itu Timnas Indonesia menang 2-1 Saat itu, gol-gol Indonesia dilesakkan melalui Abdul Kadir dan Andjas Asmara. Sementara, gol semata wayang lawan diciptakan penyerang Juan Silva.  Di bawah asuhan Djamiat, skuad Merah Putih yang diperkuat Rusdianto, Ronny Paslah, Abdul Kadir, Anwar Ujang, Nabon, dan Waskito; memegang kendali permainan. Uruguay yang dilatih Juan Alberto Schiaffino, direpotkan serangan bertubi-tubi Indonesia dan lalu bertekuk lutut. Karena malu Uruguay meminta pertandingan ulang 3 hari kemudian, meski kalah Indonesia patut berbangga karena bisa kalah tipis 2-3 pada laga ulangan.

Kembali ke pertandingan kemarin yang katanya berbandrol 4 Milyar malah nyaris sepi atraksi  para suporter dengan nyanyian dan tetabuhan drum. Harga tiket yang terlampau mahal plus hampir tidak ada diskon tiket untuk suporter membuat suasana pertandingan kurang riuh (harga tiket yang berkisar dari harga 75.000 sampai 2 jt). Suasana riuh hanya terjadi ketika Indonesia mencetak gol pada menit 17’ (Boaz s) dan juga ketika ribuan suporter dengan kompak meneriakkan yel-yel “Nurdin Mundur…Nurdin Mundur…”. Jakmania yang biasanya hadir memenuhi Stadion GBK ketika Timnas main pun hanya sedikit saja, namun dengan hadirnya beberapa kelompok suporter dari daerah seperti Slemania, Pasoepati, Snex, Panser Biru, Aremania, Paserbumi, Simolodro, Patriot Mania dll menjadikan pertandingan kemarin menjadi lebih ramai.

Jalannya pertandingan begitu menarik ketika awal-awal babak pertama yang mengahasilkan gol untuk Indonesia. Namun hanya sebentar saja ketika gawang Indonesia begitu mudah di bombardir striker Uruguay hingga akhir pertandingan berkesudahan 1-7 (1-2) untuk Uruguay. Stamina pemain Indonesia yang menurun di tambah terbukanya strategi bertahan Indonesia di babak kedua menjadi faktor yang membuat timnas kalah telak. Dan juga sepertinya komposisi pemain timnas beberapa tahun terakhir hanya berkisar di antara pemain yang itu-itu saja.  Lihat Komposisi line up pertandingan Indonesia vs Uruguay =Indonesia: Markus Horison; M Ridwan, Nova Arianto, Maman Abdurachman,Tony Sucipto, M Nasuha; Firman Utina, Beny Wahyudi, Ahmad Bustomi; Boaz Solossa, Bambang Pamungkas
Uruguay: Castillo; Cavani, Fucile, Gargano, Lugano, A.Pereira, Maxi, Perez, Rodriguez, Suarez, Victorino

Masih perlukah timnas mendatangkan tim-tim hebat dunia dengan bayaran yang mahal yang katanya bertujuan untuk memberi hiburan pertandingan berkelas di Indonesia?? Apakah mereka-mereka yang berada di otoritas teringgi sepak bola Indonesia tidak memikirkan bagaimana mengatur dana untuk membina sepakbola bola Indonesia menjadi lebih baik lagi atau  mereka malah lebih senang ketika Negara dibuat malu dikandang sendiri oleh bangsa lain yang seharusnya menjadi cambuk untuk lebih baik. Mana prestasinya PaaaK!!!!!!!! (rizal)

Senin, 04 Oktober 2010

TIKET PERTANDINGAN INDONESIA VS URUGUAY

Jakarta, 4 Oktober 2010 - Sungguh aneh dan tak habis pikir ketika saya mendapat pesan dari rekan dari supporter lain yang mengabarkan tentang tiket pertandingan Indonesia vs Uruguay. Dua kali mendapat pesan yang serupa namun tak sama. Pada pesan sebelumnya disebutkan bahwa kelompok supporter boleh memesan tiket ke BTN (tanpa antri di tiket box) dengan harga Rp. 75.000,- dan minimal pesanan adalah 50 lembar (dua hari sebelumnya dapat kabar minimum 30 lembar).


Dikatakan aneh karena PSSI selaku yang punya gawe tidak menganggap arti pentingnya supporter, sehingga dengan pesanan khusus pun tak ada pengurangan sedikitpun. Padahal sebenarnya dengan adanya kolektif dari kelompok supporter akan sedikit mengurangi ruang gerak para calo yang jelas-jelas merugikan pendukung merah putih dan juga mungkin pendukung tim tamu.

Disamping itu dengan adanya pembelian kolektif, pengaturan supporter juga lebih mudah karena terkoordinir dengan jelas.

Kelompok supporter bukanlah calo yang seenaknya melepas karcis untuk keuntungan pribadi/kelompoknya. Kelompok supporter justru akan memobilisasi massa agar datang mendukung tim merah putih. Lain halnya dengan pihak lain yang justru mau cari untung sendiri dengan melepas karcis ke pihak lain yang tidak bertanggung jawab.

Seharusnya PSSI bisa melakukan tindakan bijak dan arif dalam mengelola segala aspek yang berhubungan dengan persepakbolaan Indonesia. Sepakbola tidak akan meriah tanpa adanya supporter/penonton. Karena sponsor pun enggan untuk masuk dalam event yang sepi oleh penonton.


Event semacam ini juga sebenarnya bisa dijadikan pendekatan antara PSSI dengan supporter, dengan demikian PSSI secara tidak langsung akan memberikan pendidikan bagaimana menjadi supporter sejatinya supporter.
Lagi-lagi hal sepele tapi terkadang tak terpikirkan oleh kalangan pengurus, karena selama ini yang dipikirkan adalah hitung-hitungan keuntungan tapi tidak mendidik untuk lebih professional dalam mengelola event.

Berita Sebelumnya