Kamis, 14 Juli 2011

Basri Banggakan Duet Fachrudin-Tommy

Meski belum menyatakan puas dengan permainan secara tim, pelatih PSS Sleman, Muhammad Basri, mengaku bangga dengan konstensi kedua stoper andalannya Fachrudin dan Tommy Adityo. Menurutnya, duet palang pintu itu semakin menunjukkan kekompakan dari waktu ke waktu.

Basri berujar, Fachrudin-Tommy tak perlu lagi diberikan bimbingan dalam bermain bola. Mereka sudah mengerti betul tugas dan fungsi di lini belakang tim dengan baik. "Baik saat main dengan pola 4-4-2 atau 3-5-2, Fachrudin dan Tommy sudah bisa menguasai. Tak ada masalah untuk mereka," katanya mengomentari kedua pemain bertahan andalannya.

Basri memang sejak lama menjadikan kedua pemain tersebut sebagai punggawa yang patut dicontoh dalam tim. Pasalnya, keduanya memiliki semua kriteria yang damaui pelatih berusia 68 tahun tersebut., yakni postur, tehnik, dan usia muda.

Menurut Basri, kedua pemain ini tak hanya mempu memainkan fungsinya dengan baik, tapi juga mampu berkoordinasi satu dengan yang lain, baik saat tim menguasai bola atau saat tertekan. "Keduanya tahu kapan dan harus bagaimana. Saat Fachrudin menguasai bola, Tommy ada dimana, demikian pula sebaliknya," paparnya.

Dalam Pola 4-4-2 yang diterapkan akhir-akhir ini, duet Fachrudin_Tommy menjadi pilihan utama Basri di lini belakang tim. Postur kedua pemain yang sangat mendukung manjadi alasan utama Basri selalu menjadikan mereka starter, selain teknik yang juga diatas rata-rata.

Manajer Tekni PSS Bambang Nurjoko mengatakan, dengan postur ideal, Tommu dan Fachrudin memang sering memenangkan duel bola udara dengan lawan. Karena itu, jika masih ada Tommy dan Fachrudin, barisan lini belakang akan aman.

Manurutnya, baik Fachrudin dan Tommy, yang akhir-akhir ini dipercaya mengenakan ban kapten, memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, khususnya saat tim sedang berada dalam tekanan lawan. "Mereka selalu berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Sebagai pemain bertahan, keputusannya sangat besar bagi tim," tuturnya

Ketika Fajar Listyantara Ingin Kembali ke PSS Sleman

Ketika Fajar Listyantara Ingin Kembali ke PSS Sleman
Ingin Dekat Keluarga, Rindu Atmosfer Sepakbola Jogja


PSS Sleman banyak melahirkan pemain bintang yang kini berkiprah di sejumlah klub besar. Meskipun begitu, mereka tak lupa dengan klub yang membesarkannya. Niat kembali membela PSS Sleman mengusik mereka. Satu diantaranya adalah Fajar Listyantara.

Bersama sang kakak, Seto Nurdyantara (Pemain Persiba Bantul), Fajar pernah mengukir kenangan manis saat mengantarkan PSS Sleman finish di papan atas klasemen akhir Divisi Utama beberapa musim yang lalu (saat belum ada Liga SUper Indonesia).

Kala itu, PSS Sleman dengan sederet bintangnya menjadi tim yang disegani. Belakangan nama-nama pemain tim berjuluk Laskar Sembada ini menjadi pemain yang matang di klub-klub lain. Sebut saja Busari, Slamet Nurcahyo, Seto Nurdyantara dan sejumlah pemain lainnya.

Pun juga dengan Fajar, pemain yang dikenal dengan lemparan bola-nya ini pernah menjadi punggawa Laskar Sembada dan kemudian berkelana menjadi pemain di sejumlah klub lain, seperti PSIM Jogja, Persibo Bojonegoro dan terakhir di PSCS Cilacap. 

Nah, kenangan menjadi pemain pujaan Slemania dan atmosfer Stadion Maguwoharjo mengusik kembali kenangan pemain berusia 30 tahun ini. Niatan untuk kembali berkostum hijau-hijau warna khas kostum PSS Sleman membuatnya ingin kembali membela PSS Sleman.

"Kalau pihak PSS membutuhkan, saya siap kembali," terangnya saat ditemui di turnamen Harjobinangun Cup di Lapangan Harjobinangun Pakem Sleman Senin (11/7) kemarin.

Fajar merasa pengalamannya bergabung dengan PSS sulit untuk dilupakan. PSS lah yang membuat namanya dikenal publik. Dia mengaku merindukan atmosfer sepakbola Jogja yang sulit ditemukan di tempat lain. Karena itu, meskipun sejumlah klub berusaha mendekatinya, dia belum berani memberikan kepastian untuk menentukan pilihan.

"Kebanyakan masih pembicaraan awal. Tapi ada beberap klub yang menyatakan keseriusannya," tambahnya. Namun dia masih belum bisa mengambil keputusan sekarang. Sembari mengunggu kebijakan kompetisi yang baru setelah konggres PSSI.

Hasratnya memang besar untuk kembali ke PSS Sleman. Namun, jika tenaganya memang tidak dibutuhkan, Fajar berharap dirinya bisa bergabung dengan salah satu klub yang berada di Jogja. Pemain kelahiran 28 Jubi 19781 ini mengaku ingin lebih dekat dengan keluarga sebagai alasan utama.

Kehadiran Fajar di Harjobinangun Cup ini untuk menambah kesemarakan turnamen. Fajar da beberapa pemain lain seperti bek PSS Sleman Fachrudin bermain dengan bendera "Fajar Wisesa".

Bagu Fajar, turnamen ini sekaligus ajang kangen-kangenan dan reuni dengan kawan lamanya sekaligus untuk teteap menjaga kebugaran dan kemampuan sepakbolanya selama libur kompetisi yang lumayan lama.

Gaji Telat Dibayar PSS sleman Libas PSK kalasan 7-0

SLEMAN- Tiga pilar PSS Sleman tidak terlihat saat melakukan laga uji coba kontra PSK Kalasan di Stadion Maguwoharjo kemarin. Mereka adalah Fahruddin, Tommy Adityo Murti, dan Tri Handoko. Pelatih Kepala PSS Sleman M Basri juga tak hadir ke stadion diantara 14 pemain yang ada kemarin.
Spekulasi dan rumorpun merebak dengan tidak hadirnya tiga pemain ini. Tiga pemain tersebut kabarnya kecewa dengan manajemen tim berjuluk Laskar Sembada itu karena tak kunjung datangnya kontrak baru. Bahkan, hingga saat ini gaji terakhir para pemain tersebut belum dibayarkan dari jadwal seharusnya setiap tanggal lima setiap bulan.
Namun, rumor ini dibantah M Basri. Menurut pelatih 68 tahun tersebut, ketiga pemain tersebut sudah meminta ijin melalui asisten pelatih PSS Sleman Ikhsan Mustahid. Tri Handoko dan Fahruddin ada urusan keluarga, sedangkan Tommy sedang menyelesaikan skripsi.
Mantan Arsitek Persela Lamongan ini tidak mempermasalahkan ketidakhadiran para pemain tersebut. Namun, dia juga tidak bisa berbuat lebih jauh. Pasalnya, kontrak para pemain tersebut saat ini sudah habis. “Yang penting mereka sudah memberikan kabar dan minta ijin kalau nggak datang latihan ataupun latih tanding,” terangnya.
Belum diberikannya gaji pemain ini dibenarkan Manajer PSS SLeman Rumadi. Hanya saja, Rumadi enggan menjelaskan lebih jauh soal itu. Ketika didesak untuk memastikannya, dia memilih untuk melemparkannya ke manajemen.“Kalau masalah itu (gaji, Red), silahkan tanya ke manajemen langsung,” pintanya.
Kabar menyenangkan datang dari Manajer Keuangan PSS Sleman Samsidi. Dia berani menjamin gaji pemain untuk bulan terakhir pasti diberikan. Bahkan, dana untuk kepentingan pembayaran gaji pemain itu sudah ada. Hanya masalah koordinasi yang akhirnya menjadi penghambatnya. “Ya, mungkin ini masalah koordinasi saja. Setelah ini saya bakal langsung klarifikasi ke pengurus yang lain,” janjinya.
Dalam laga uji coba kemarin, anak-anak Sleman memainkan sejumlah pemain anyar. Ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mereka. Sedangkan bagi pemain lama, laga uji coba ini digunakan untuk semakin mematangkan permainan dan koordinasi antarpemain. PSS Sleman menang 7-0 dalam laga uji coba ini. Anang Hadi dkk terlalu tanggah bagi anak-anak Kalasan.


*radar jogja

Berita Sebelumnya